the blog

Latest news.
PROSPEK PROPERTI 2021

PROSPEK PROPERTI 2021

Perjalanan bisnis properti Indonesia pada tahun 2020 ditandai dengan melambatnya permintaan paling rendah di April 2020 lalu, namun berangsur hanya dalam 1 semester jumlah penyaluran kredit di September kembali sudah naik 2,5 kali lipat. Sektor perumahan mencatatkan pertumbuhan mencapai 2% pada triwulan III 2020.

Peluang pemulihan sektor properti di tahun 2021 akan cukup besar, selain dari adanya optimis pemulihan prospek properti, adapun harga-harga properti saat ini sudah terdiskon jauh, sehingga valuasi pasar properti menjadi menarik, terutama terlihat di subsektor perumahan. Properti yang diuntungkan dengan penguatan Rupiah, juga sebagai sektor yang berjalan searah dengan siklus ekonomi, tentunya seiring dengan optimisme pemerintah mematok pertumbuhan ekonomi berkisar 4-5% di tahun depan, industri properti diekspektasikan tumbuh sekitar 20% pada 2021.

Sektor properti berpotensi kembali menggeliat dan terdorong positif bagi industri properti dalam negeri, menjadi sektor yang difokuskan dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) serta diuntungkan dengan adanya UU Cipta Kerja yang akan mendorong investasi, dan juga adanya Keputusan Presiden tentang Sovereign Wealth Fund yang akan menjadi alternatif pembiayaan untuk pembangunan proyek infrastruktur dan proyek strategis lainnya di Indonesia.

Pemulihan juga didukung oleh faktor demografi, serta adanya dukungan perbankan bagi konsumen dalam memperoleh akses KPR/KPA. Survei Harga Properti Residensial Kuartal III tahun 2020 oleh Bank Indonesia juga senada mengindikasikan mayoritas konsumen membeli properti residensial dengan menggunakan fasilitas KPR.

Sektor properti membutuhkan intervensi langsung dari Pemerintah, khususnya untuk masyarakat menengah bawah dengan mengusahakan ketersediaan hunian yang terjangkau, meningkatkan kemudahan akses pembiayaan, dan implementasi program hunian berkelanjutan. Sektor properti perumahan termasuk salah satu sektor yang memiliki resiliensi tinggi di masa pandemi.

Dukungan Pemerintah dari tahun ke tahun terus meningkat nilainya dengan adanya sejumlah insentif fiskal dan alokasi anggaran belanja seperti Subsidi Bantuan Uang Muka, Subsidi Selisih Bunga, Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya, Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan, Dana Bergulir Fasilitas Pembiayaan, serta Dana Alokasi Khusus Fisik.

Keputusan Bank Indonesia terbaru yang mempertahankan suku bunga acuan di level terendah sepanjang sejarah juga menguntungkan sektor properti, karena cenderung akan menekan suku bunga KPR juga yang nantinya akan meningkatkan penjualan properti. Ini diharapkan berdampak besar pada pemulihan ekonomi nasional, mengingat adanya efek multiplier dari sektor properti sebagai satu penyumbang pergerakan roda ekonomi terbesar melalui 175 industri dan penyerapan tenaga kerja yang terkait dengan 30 juta pekerja.

Peluang properti di kawasan Sentul juga akan mendapat dorongan sangat positif dari progres pengembangan infrastruktur yang terkoneksi dengan LRT dan Jalan Lingkar Luar Bogor. Adapun minat membeli dan berinvestasi properti di kawasan Sentul dapat dikatakan relatif cukup tinggi, yang dapat dilihat mulai dari tren pencarian di internet, implementasi pembangunan infrastruktur dan pusat komersial, hingga terapresiasinya harga tanah di lokasi sekitar. Hal ini tentunya menjadi peluang untuk para pengembang, pembeli, dan investor. Hunian TOD dan hunian tapak masih sangat menarik ke depannya.

Peluang hunian-hunian di Bogor dan Bekasi juga tentu akan terdampak positif dengan adanya pembangunan proyek LRT. Tentunya hunian yang mengusung konsep TOD harus mengacu pada prinsip TOD sehingga menjadi suatu investasi properti yang menggiurkan. Harga properti kawasan TOD punya potensi peningkatan nilai lahan yang lebih tinggi, dengan ekspektasi bisa naik sekitar 30 persen. Dengan konektivitas yang makin tinggi, nilai investasi proyek yang dekat dengan MRT dan LRT juga akan semakin baik.

Penjualan perumahan terpantau meningkat terlihat adanya geliat pemulihan sektor properti setelah kuartal III tahun 2020. Memasuki tahun 2021, kebangkitan dari sektor properti akan dapat terlihat terutama yang relatif akan lebih cepat pemulihannya adalah di subsektor perumahan dan industri. Segmen hunian di bawah Rp 1 miliar cukup baik di tahun ini, sedangkan properti menengah ke atas mengalami peningkatan permintaan, ketertarikan terlihat di kelompok Pembeli Pertama.

Para pengembang perlu segera adaptasi, berkreasi, dan berinovasi untuk memenangkan hati konsumen di tahun 2021 dengan cara meningkatkan keterjangkauan, ketersediaan, dan kemudahan akses pembiayaan. Segera ambil langkah cepat mempersiapkan diri di awal siklus pemulihan properti ini hingga 8 tahun ke depan, dengan berbagai layanan digital hulu ke hilir, serta produk-produk gaya hidup kenormalan baru.

Pengembang perlu membangun ekosistem digital yang kuat terutama di sisi pemasaran dan cara pembayaran untuk pelaku “segitiga emas” properti (pemilik, pengembang, dengan konsumen). Pengembang selain harus mempermudah akses agar transaksi berjalan lancar, perlu juga mengembangkan strategi teknologi digital menggunakan virtual/augmented reality, hingga semua proses transaksi yang dilakukan secara daring. Konsumen selamat menyongsong pulihnya sektor properti hingga satu siklus ke depannya.

 

Jakarta, 27 Desember 2020
David Cornelis Mokalu

 

Spread the love
Author:

Business Management Consultant with a penchant for Innovative Startups, Entrepreneurial SMEs, and Strategic Investment.

Subscribe to my newsletter! Get FREE RESOURCES to grow and expand your business

Loading