Author: David Cornelis
Business Management Consultant with a penchant for Innovative Startups, Entrepreneurial SMEs, and Strategic Investment.
Manado terkenal dengan Babungkus (Bubur, Brenebon dan Biapong), namun kali ini saya ingin bercerita mengenai 3B yang lain terkait pertumbuhan propertinya, yaitu Bibir Manado (Boulevard, Bunaken dan Bitung). Manado adalah bibir Samudera Pasifik yang sangat strategis di Asia, berada di posisi silang lalu lintas internasional sebagai hub untuk kebutuhan pasar Indonesia timur di bidang pertahanan dan keamanan negara, penerbangan internasional, serta pengembangan pariwisata nasional.
Pertumbuhan ekonomi provinsi ini mencapai sekitar 7,5% dalam 6 tahun terakhir, di atas angka nasional yang hanya sebesar 5,8%, memberikan dampak positif ekonomi bagi Manado. Usaha perdagangan, hotel dan restoran sebagai penyumbang terbesar sekitar 75% terhadap pertumbuhan ekonomi Manado. Kemajuan sektor ini mendongkrak ekonomi Sulawesi Utara (Sulut) hampir Rp 50 triliun.
Arus kedatangan mencapai 1 juta orang lebih setiap tahunnya dan terdapat 15x penerbangan (PP) dari Manado ke Jakarta dalam sehari, menjadikannya sebagai salah satu daerah kunjungan wisata dunia dengan 300 pertemuan nasional dan 30 pertemuan internasional setiap tahunnya. Dengan jumlah penduduk Sulut sekitar 2,3 juta jiwa dan dengan kepadatan yang cukup tinggi sebanyak 2.623 jiwa/km2 serta adanya 111 ribu rumah tangga, tentunya kebutuhan terhadap perumahan semakin meningkat, oleh karena itu peluang bisnis properti masih sangat menarik.
Manado mempunyai peringkat tertinggi daya tarik wisata bahari dibandingkan dengan kawasan lain dan menjadi kota kedua dengan harga properti termahal setelah Jakarta. Indeks properti residensial Manado pada kuartal II tahun 2014 lalu tercatat mengalami kenaikan harga rumah paling tinggi yakni 9,5%, dan pada rumah tipe besar naik mencapai 11,1%. Secara tahunan naik hingga 22%, sangat tinggi dibandingkan wilayah lainnya.
Harga lahan di pusat kota (Jalan Sam Ratulangi) berkisar Rp 7,5 juta/m2, sedangkan di kawasan pantai dan timur kota menjadi incaran pengembang properti karena harganya masih sekitar Rp 350 ribu/m2, dengan ekspektasi kenaikan harga yang mencapai 20% per tahun. Lokasi favorit potensi pembangunan properti terutama bangunan vertikal ada di pinggir Pantai Boulevard sepanjang 19 km dengan luas wilayah hampir 16 ribu hektare yang juga merupakan kawasan bisnis terbesar, sedangkan prospek pembangunan perumahan berada di daerah Mapanget dekat dengan bandara, Tuminting dan Bunaken karena lahan yang masih terbuka lebar dan harganya masih cenderung murah.
Yang menarik lagi bagi sektor properti di Manado saat ini adalah adanya pembangunan jalan tol Manado-Bitung sepanjang 39 km yang baru saja dimulai Oktober 2014 lalu dengan nilai proyek sebesar Rp 4,3 triliun, pembangunan seksi 1 diproyeksikan akan selesai dalam waktu 2-3 tahun. Jalan tol tersebut menghubungkan Manado dengan pusat pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus Bitung sebagai hub pelayaran ke Asia Timur (Cina, Korsel, Jepang).
Berikut beberapa peluang investasi properti di Manado, yaitu pengembangan kawasan wisata taman nasional Bunaken, Pulau Manado Tua dan Siladen, perluasan kawasan turis di Gunung Tumpa dan Bukit Doa, pembangunan perumahan serta rusunawa di sekitar jalan tol yang sedang dibangun.
Presiden Jokowi mengatakan “Sektor pariwisata menjadi andalan Manado karena didukung infrastruktur, tempat wisata dan sumber daya alam yang sudah siap. Tinggal membuat positioning dan diferensiasi agar brand kota Manado dan Sulut dapat dipromosikan dan dikenal luas. Arahnya harus ke sana.”
Manado siap disunting para pebisnis properti. Pesonanya selalu mengembang mulai dari rumah, kos, ruko, mal, perkantoran, hotel, apartemen hingga kondotel. Mari berinvestasi properti dan menyelami lebih dalam bumi Minahasa serta mengalami indahnya alam Manado yang alami.
Business Management Consultant with a penchant for Innovative Startups, Entrepreneurial SMEs, and Strategic Investment.
Subscribe to my newsletter! Get FREE RESOURCES to grow and expand your business